Berita Semasa

Saturday, January 3, 2009

Siri 1 : Kekejaman Israel



Sejarah Yahudi dan bakal kehancurannya...


"Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata : Hai muslim ! Hai hamba Allah ! Ini Yahudi dibelakangku, kemarilah aku, bunuhlah dia ! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohon orang Yahudi." (HR. Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)
Fenomena pertentangan antara ummat Islam dan Yahudi di Palestin semakin meningkat. Berbagai tindakan kekerasan terhadap ummat Islam tak pernah berakhir, sekalipun bangsa-bangsa di dunia telah mengutuknya. Pengakuan Yahudi atas Jerusalem, ternyata menimbulkan kesalahfahaman ummat Islam dalam menyingkapi siapa Yahudi, dengan menbandingkan Yahudi zaman dahulu dan sekarang. Mereka menyamakan Yahudi dahulu yang beriman kepada Musa `Alaihis salaam (as) dengan Yahudi sekarang. Penyamaan sikap ini membawa akibat buruk samada dalam aspek aqidah maupun amal. Ada beberapa hal penting seperti dijelaskan dalam syariat dan sejarah;
Pertama, sesungguhnya Bani Israil yang mengimani ajaran Musa a.s berbeza dengan Yahudi sekarang. Yahudi dahulu terdiri dari kaum Muslim dan Mukmin. Sedangkan sekarang terdiri dari kaum kafir, musyrik, dan penentang ajaran Musa yang telah keluar dari syariatnya. Bani Israil adalah keturunan Ya'qub Alaihissalam. Ibrahim pernah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. Ibrahim berkata: "Hai anak-anakku, Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (al-Baqarah: 132). Yusuf a.s juga menegaskan hal yang sama,"Dan aku mengikuti agama bapa-bapaku iaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah." (Yusuf : 38)
Ini sama dengan pesanan Allah tentang orang-orang Yahudi yang mengimani ajaran Musa a.s. "Dan Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami (QS. Sajdah : 24) Ayat lain mengatakan, "Dan sungguh telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (kami) atas bangsa-bangsa." (ad-Dukhan: 32)
Adapun orang-orang Yahudi yang keluar dari ajaran Musa, secara automatik mereka telah jatuh pada kemusyrikan. Mereka yang musyrik itu seperti disebut dalam ayat-ayat berikut ini: “Orang-orang Yahudi berkata, tangan Allah terbelenggu, sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang mereka katakan itu (al-Maidah: 64). “mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah,” (at-Taubah: 31). “Orang-orang Yahudi berkata : Uzair itu putera Allah,” (at-Taubah: 30). Jadi, Yahudi sekarang tidak ada kaitannya dengan Yahudi yang beriman kepada Musa a.s.
Kedua : Adapun pengakuan mereka terhadap bumi Palestin, itu merupakan pengembangan dari kekufuran mereka terhadap Musa a.s. dan nabi-nabi sesudahnya. Mereka telah keluar dari tauhid dan syariat Musa a.s. Kedua : Kebanyakan Yahudi sekarang bukan berasal dari Bani Israil. Orang-orang Yahudi yang merampas wilayah Palestin sekarang, bukan berasal dari keturunan yang dulu pernah bersama-sama hidup dengan Musa a.s.
Sekarang, Yahudi keturunan Israil, yang dikenal dengan sebutan Safaradim, tidak lebih dari 20% jumlahnya di dunia. Komuniti inipun percampuran dari berbagai etnik lain karena pernikahan dll. Sebahagian kecil dari jumlah di atas, bukanlah asli keturunan Bani Israil.
Adapun majoriti kaum Yahudi di dunia yang mencapai 80%, itu berasal dari Eropah dan berbagai negara di dunia. Mereka dikenal dengan sebutan Al-Asykanazim, dimana mereka memasuki ajaran Yahudi yang sarat dengan paganisme. Bukti sejarah di atas menjadi jelas bahwa kaum Yahudi sekarang adalah penjajah. Mereka tidak berhak atas kepemilikan bumi Palestin, karena telah keluar dari ajaran Musa a.s yang benar dan mengubah-ubah kitab Taurat. Palestin adalah bumi kaum muslimin, tidak berhak bagi bangsa lain untuk memilikinya.
Sesungguhnya, Palestin bukanlah milik Bani Israil, tetapi milik kaum Jabbariyin yang hidup sebelum Bani Israil. Allah mengizinkan kepada Bani Israil untuk memasuki wilayah Palestin, jika mereka masih komitmen terhadap ajaran yang benar. Jika tidak, secara automatik keizinan tinggal dari Allah di Baitul Makdis telah dicabut.
Ketiga: Sesungguhnya sifat dasar Yahudi yang diabadikan dalam al-Quran dari masa ke masa adalah pengkhianat, penakut, provokator, pencetus permusuhan, penipu, sombong dll. Sikap itu terlihat ketika mereka menyakiti Musa a.s. dan keluar dari ajaran Taurat. Itulah sikap dasar yang tertanam secara turun temurun. Sehingga sifat-sifat tercela mereka sebagai sebahagian dari agama mereka yang selalu berkembang dengan perubahan. Mereka tanamkan ajaran berbahaya itu kepada anak cucu mereka dan kepada orang yang masuk agama mereka.
Hanya sebahagian kecil saja dari mereka yang masih memiliki komitmen terhadap Musa a.s ( al-Maidah: 59 dan 62). Di antara mereka ada golongan pertengahan (al-Maidah: 66).
Kehancuran Yahudi
Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk merancang masa depan, sekalipun masa depan itu sesuatu yang ghaib dan yang bisa mengetahui hal-hal ghaib, hanyalah Allah. (QS. an-Naml: 65).

Tetapi Allah mempunyai sunnatullah yang berlaku pada diri manusia. Ungkapan hadits di atas menjelaskan, peperangan yang akan terjadi bukanlah peperangan ‘lokal’ antara orang Yahudi dan Muslim Palestin. Tetapi awal peperangan terhadap Yahudi yang sekarang mendominasi dunia.
Apabila terjadi pertarungan global dan ummat Islam memperoleh kemenangan sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah s.a.w, maka ini akan mengubah sejarah para penguasa Yahudi di dunia. Bila terjadi kekalahan, maka tidak ada lagi satu kekuasaan pun yang tertinggal untuk orang Yahudi di dunia. Ketika itu kepemimpinan dunia akan berubah dengan konsep lain yang sesuai dengan fitrah manusia. Jahiliyah moden sudah lama menyimpan berbagai penyakit karena mengingkari Allah dan akhirat.
Dimana-mana terjadi penganiayaan, permusuhan, penyelewengan moral dan peperangan yang menghancurkan. Berbagai ‘isme’ yang lain telah gagal dalam menghantarkan manusia moden menuju pintu gerbang kebahagiaan. Kini, manusia telah dijangkiti penyakit jiwa yang sangat teruk . Mereka kehilangan harapan, kecewa, selalu dibayangi ketakutan dll. Mereka menunggu terwujudnya pandangan hidup yang bisa mencerdaskan akal, mencerahkan hati dan memperbaiki akhlaq mereka.
“Akan terjadi Nubuwwah padamu sesuai dengan kehendak Allah. Lalu Allah akan mengangkat (melenyapkan-Nya) jika Dia menghendakinya. Setelah itu, akan muncul khilafah yang sesuai dengan manhaj nubuwah. Maka sesuai dengan kehendak Allah, ia akan berada, lalu Allah akan melenyapkan jika Ia menghendaki. Kemudian akan datang raja yang zalim. Maka iapun akan beraja sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian akan ada raja yang baik, maka iapun muncul sesuai dengan kehendak Allah, kemudian ia lenyap, jika Allah menghendaki. Baru setelah itu akan timbul kembali khilafah di atas manhaj nubuwah.” (HR. Ahmad dari Hdzaifah al-Yaman).
Berbeza dengan sebahagian orang Muslim, orang-orang Yahudi yakin dengan wasiat Rasulullah itu. Sampai hari ini, mereka memperbanyak menanam pohon ghorqod di kebun-kebun mereka. Mereka mengambil pengalaman dari berbagai peperangan dengan kaum muslimin pada masa Rasulullah ataupun masa intifadhah akhir-akhir ini. Pengalaman itu membuat Yahudi berusaha menghadang lajunya gerakan Islam di dunia. Bahkan, simbol Yahudi internasional yang berbentuk seperti garpu, itu sesungguhnya simbol pohon ghorqod.
Yang menjadi catatan, apakah peperangan di bumi Baitul Maqdis merupakan bakal peperangan global Yahudi melawan Islam? Apalagi Yahudi dari berbagai belahan dunia telah berkumpul di satu tempat, sehingga mudah dihancurkan. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui bila terjadinya peperangan yang menentukan nasib terakhir kaum Yahudi itu. Yang terpenting bagi ummat Islam sekarang adalah melakukan persediaan dan berjihad melawan Yahudi. Nas syariah dan bukti sejarah menunjukkan, perang melawan kekufuran akan senantiasa berlanjutan. (QS. al-Baqarah 120 dan 109, Ali-Imran: 118). Sehingga Allah akan menolong ummat Islam, bila mereka memenuhi persyaratan untuk ditolong. Kita hanya mampu berdoa dan bekerja keras dalam menegakkan syariat Islam dimuka bumi ini. Keputusan terakhir kita serahkan kepada Allah. `Alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib.•


" Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al-Qur'an: Al-Baqarah:120)


0 comments:

 
©  free template by Blogspot tutorial